Cari Blog Ini

Senin, 11 Januari 2016

Kecewa

Hola minasan.

Sebenarnya, aku ingin memposting ini waktu Hari Rabu, eh, tidak, aku sebenarnya tidak mau mempostingnya. Tapi, mengingat aku hanya bisa lepas dari rasa kesal jika menuliskan semuanya, maka kuputuskan untuk menulis. Berhubung teman sekelasku tidak ada yang tahu Blog-ku ini.

Em... pada postingan sebelumnya, kukatakan bahwa sekarang aku duduk di depan bukan (well, mulai sekarang Kia akan memanggil diri sendiri dengan sebutan 'AKU' kata ganti orang pertama)? Lalu kemudian pindah kebelakang.

Dengan berat hati kukatakan, aku kembali duduk di depan.

Berat hati?

Ya, berat hati.

Sejujurnya, aku benci duduk di depan. Duduk di bangku depan punya banyak kenangan menyedihkan untukku. Kenangan di mana aku jatuh terduduk dengan pusat tulang belakang yang membentur pelipis kaki meja, diakibatkan temanku yang iseng memindahkan bangkuku.

Sakit banget. Miris pula ingatnya.

Ya, mataku memang rabun. Sejujurnya, sebelumnya aku merasa bahagia dapat duduk di bangku depan. Akhirnya, aku bebas dari kacamata yang menjengkelkan ini.

Mulanya aku berpikir begitu.

Tapi, karena beberapa masalah, aku harus rela kembali ke bangku belakang. Seperti yang kuposting sebelumnya. Mantan pemilik bangku sebelumnya tidak ikhlas. Oke, aku tidak tahu apa yang terjadi Senin pagi itu. Yang kutahu, teman sebangkuku duduk di depan dan mengatakan padaku saat upacara kelar. Bahwa dia merasa bersalah pada pemilik bangku lama yang kami duduki dan memutuskan duduk di belakang lagi.

Jujur, saat itu aku ingin mengatakan TIDAK MAU KAMU YANG DAPAT BANGKU ITU DULUAN PAGI INI . Tapi, karena kulihat bagaimana dirinya selama ini, aku mengiyakan saja. Terserah, dia ingin di depan atau di belakang. Asal dia senang, aku tidak masalah. Aku sayang pada teman bangkuku itu. Walau dalam hati aku kecewa dengan keputusannya.

Hei, pemindahan bangku bagi kelas IPA 1 sudah jadi tradisi bukan bagi kalian? Kenapa masih dipermasalahkan.

Akhirnya, keeseokan harinya aku dan temanku kembali duduk di belakang, meski bukan lagi di pojok. Aku merasa bahagia duduk di sana. Duduk kembali dengan meja yang bagian milikku memiliki foto-foto anime yang kupasang agar tidak sepi.

Kami menghias meja kami sesuai keinginan kami. Aku menuliskan namanya dengan Bahasa Jepang, dan dia menuliskan namaku dalam Bahasa Korea. Meja kami sangat ramai. Semua baik-baik saja. Semua terasa menyenangkan. Aku juga senang, aku sangat nyaman duduk di posisi yang baru.

Meski besoknya, aku harus menelan rasa pahit luar biasa.

Aku tidak menyangka, kehidupan akhir SMA-ku akan menyedihkan karena kelakuan kelompok minoritas yang membawa kata SOLIDARITAS.

Jadi -berhubung aku tidak punya Line, BBM dan semacamnya- ada adu argumen di antara teman-teman. Dua -atau mungkin tiga- teman laki-lakiku yang juga teman sekelas lama teman bangkuku meminta teman bangkuku untuk kembali ke bangku depan. Kenapa harus takut pada pemilik bangku lama. Ya, banyak diantara kami yang agak takut padanya karena sifatnya. Aku juga termasuk, meski tidak kupermasalahkan.

Namaku dibawa-bawa. Dengan entengnya mereka menulis (kita berikan nama lain Hana pada teman bangkuku) "Hana datang duluan untuk cari bangku buat Kia."

Hei, sekalipun aku tidak pernah meminta Hana mencarikanku bangku. TIDAK PERNAH. Yang ada, aku yang mencarikan bangku untuk kami berdua. SUNGGUH AKU TIDAK BOHONG.

Lalu, yang dikatakan lagi: "Kasihan, matanya Kia minus, susah lihat ke depan. Masa kalian tidak kasihan?"

Garis bawahi, aku tidak pernah merasa terganggu duduk di belakang. Jangan bawa-bawa aku. Kalau mau melihat siapa mata minus, mantan pemilik bangku itu memiliki akomodasi mata yang jauh lebih buruk dariku.

Seluruh perdebatan membuahkan 3 orang yang kaum minoritas itu katakan sebagai anggota TIDAK SOLID. Namaku dan Hana bertebaran di mana-mana.

Kubela Hana, agar tidak terus didesak, "Lawan aku sebelum mendesak Hana." "Tidak usah, kami juga tidak mau mempermasalahkannya." Bahkan Hana sendiri yang mengatakan "kami sudah sepakat, semuanya lancar."

Tapi, kaum minoritas terus mendesak "Terlau baik, Hana!" "Manusia tidak boleh terlalu baik." "Jangan sok tegar." "Tugasmu harus kembali ke depan." "Kasihan Kia, Hana!"

Puncaknya, ketika Hana akhirnya menerima tawaran -tepatnya- desakan kaum minoritas untuk kembali ke depan.

Kau tahu Hana? Aku kecewa dengan dirimu yang dengan lembeknya mengiyakan. Aku menjauhimu, Hana. Aku tidak bicara padamu selama sisa pelajaran. Aku yang tadinya betah duduk diam di kelas, kini menjelajah sangat jauh. Kupukul dinding toilet dan berteriak dengan keras. Aku menangis. Merasa pembelaanku untukmu terasa sia-sia.

Kudiamkan dirimu, meski aku tidak menginginkannya. Daripada aku membentak teman yang paling kusayang, aku memilih bungkam.

Hari Kamis, kita berdua pindah ke depan. Kubanting kursi saat datang, aku bahkan tidak berbicara padamu seharian penuh. Kujauhi dirimu, kudiamkan eksistensimu, kuacuhkan panggilanmu, menghilang dari peradaban kelas XII IPA 1. Kubiarkan dirimu bergabung bersama "Grup" yang bahkan tidak pernah kau lakukan.

Kau tahu Hana, aku masih merasa kecewa.

Kuputuskan berdiam di masjid setelah Shalat Dhuha. Kubiarkan diriku jatuh terlelap tanpa membuka mukena. Kurutuki hari itu. Kupikir, aku bisa tenang, sampai salah satu kaum minoritas datang. Diinterogasinya diriku, namun aku tetap bungkam. 

Heh, aku tidak akan buka mulut sebagaimanapun memohonnya dirimu. Seorang Capricorn senang menutup mulut, bukan? Kusuruh dia berhenti dan membentak marah. Ingin kukutip perkataan Akashi Seijuurou : "Perintahku absolut."

Aku pergi ke kelas.

Entahlah, aku tidak mau bicara apa-apa pada Hana.

Meski hari selanjutnya, aku melapangkan dada demi teman bangku yang kusayang. Ya, hanya Hana yang mau menerimaku apa adanya sebagai Otaku yang gila Jepang. Kuhadiahkan coklat padamu demi permintaan maafku.

Meski aku juga ingin mendengar permintaan maafmu padaku, yang membuatku sangat kecewa padamu dua hari terakhir.

Kita kembali bersama-sama. Meski fakta, aku tetap merasa ditinggal olehmu. Banyak yang mengatakan kau mulai bergabung dengan "Grup." Aku juga merasakannya Hana. Kau jadi menjauh, aku tidak bisa menggapaimu.

Aku merasa ditinggal.

Aku harus apa?

Kau teman bangku yang paling kusayang Hana, tapi kenapa kau mengecewakanku? Tidakkah kau mengerti? Aku rela membuang egoku demimu? Tapi, kenapa kau menjauhiku?

Bahkan, saat perayaan Maulid Sabtu lalu, kau meninggalkanku ke kelas lama sekali sampai acara berakhir.

Saat itu, aku membuat kesimpulan.

Lagi-lagi aku ditinggal. Aku tidak tahu, kau akan berkhianat dan meninggalkanku seperti yang 'mereka' lakukan padaku di masa lalu?

Untuk Hana, temanku tersayang. Kuharap, kamu tetap mau menjadi temanku.


Salam
Adnida Kia Rahid yang merasa frustasi ditinggal lagi

Senin, 04 Januari 2016

A Little Love - Fiona Fung (English + Translate)



FIONA FUNG
A Little Love


Greatness as you
Terbesar sepertimu
Smallest as me
Terkecil sepertiku
You show me what is deep as sea
Kau menunjukkan padaku apa yang dalam dari lautan
A little love, little kiss
Sedikit cinta, sedikit ciuman
A little hug, little gift
Sedikit pelukan, sedikit hadiah
All of little something, these are our memories
Semuanya serba sedikit, tapi inilah kenangan kita

You make me cry,
Kau membuatku menangis
Make me smile
Membuatku tersenyum
Make me feel that love is true
Membuatku merasa seperti apa cinta sejati itu
You always stand by my side
Kau selalu berada disisiku
I don't want to say goodbye
Aku tak ingin kau mengatakan selamat tinggal 

You make me cry
Kau membuatku menangis
Make me smile
Membuatku tersenyum
Make me feel the joy of love
Membuatku merasa suka duka cinta
Oh! Kissing you
Oh! Menciummu
Thank you for all the love you always give to me
Terima kasih atas semua cintamu yang kau berikan padaku
Oh! I love you
Oh! Aku cinta kamu


Greatness as you
Kebesaran sepertimu
Smallest as me
Terkecil sepertiku
You show me what is deep as sea
Kau menunjukkan padaku apa yang dalam dari lautan
A little love, little kiss
Sedikit cinta, sedikit ciuman
A little hug, little gift
Sedikit pelukan, sedikit hadiah
All of little something, these are our memories
Semuanya serba sedikit, tapi inilah kenangan kita

You make me cry,
Kau membuatku menangis,
Make me smile
Membuatku tersenyum
Make me feel that love is true
Membuatku merasa seperti apa cinta sejati itu
You always stand by my side
Kau selalu berada disisiku
I don't want to say goodbye
Aku tak ingin kau mengatakan selamat tinggal 

You make me cry,
Kau membuatku menangis
Make me smile,
Membuatku tersenyum
Make me feel the joy of love
Membuatku merasa suka duka cinta
Oh! Kissing you
Oh! Menciummu
Thank you for all the love you always give to me
Terima kasih atas semua cintamu yang kau berikan padaku
Oh! I love you
Oh! Aku cinta kamu

Yes I do, I always do
Iya aku lakukan, aku selalu melakukannya

Make me cry,
Kau membuatku menangis,
Make me smile,
Membuatku tersenyum,
Make me feel that love is true
Membuatku merasa seperti apa cinta sejati itu
You always stand by my side
Kau selalu berada disisiku
I don't want to say goodbye
Aku tak ingin kau mengatakan selamat tinggal 

You make me cry
Kau membuatku menangis
Make me smile
Membuatku tersenyum
Make me feel the joy of love
Membuatku merasa suka duka cinta
Oh! Kissing you
Oh! Menciummu
Thank you for all the love you always give to me
Terima kasih atas semua cintamu yang kau berikan padaku
Oh! I love you
Oh! Aku cinta kamu

To be with you... Oh! I love you...
Bersamamu... Oh! Aku cinta kamu..



Salam
Adnida Kia Rahid


Song : Google
Translate : Me

Awal Masuk Sekolah -Eh- Madrasah

Hola Minasan!

Yup, Kia sudah kembali ke sekolah. Dan awal hari ini bisa dibilang cukup buruk.

Oke, Kia bangun nyaris kesiangan lantaran kebiasaan nokturnal Kia yang bisa dibilang selalu terjadi bila libur telah tiba. Dan, Kia nyaris nggak Shalat Subuh (OWO). Setelahnya, ngasih makan Pasukan Pribadi (baca : kucing-kucing Kia), lalu mandi.

Usai mandi, Kia pakai baju sekolah, dan ngerasa kalo badan Kia tambah kurus lagi \(^-^)/ dan mengikat tali sepatu yang belum sempat Kia ikat semalam.

Di sekolah, teman bangku Kia dapat rebutan bangku yang di depan. Sip lah. Eh, nggak juga. Mantan pemilik bangku itu nunjukin muka Nano-nano (baca : asem) karena nggak terima bangkunya diambil orang. Padahal, itu kesepakatan dari awal lho.

Jadi, kesimpulannya, Kia dan teman bangku Kia akan kembali ke bangku awal di pojok belakang besok. Padahal, Kia udah PeWe tuh di sana. Nggak perlu pake kacamata lagi, soalnya. Hahahaha~ Nasib.

Nggak ada yang terbilang seru hari ini. Semuanya biasa aja. Palingan cuman kata-kata banyol yang Kia dapat dengan teman Kia di lemari bekas kelas XII IPS 4.

Contoh:
Tali Pocong Hasbi

Hasbi : "Ayah, mengapa aku berbeda?" 
Ayah  : "Nda tau mi nak"

Hasbi yang tertukar

Acil dan Bayul

30 ari Mencari Hasbi

Ayat-Ayat Hasbi

Ada Apa dengan Acil?

Ketika Acil Bertasbih

Suka-Suka Hasbi

Hahahaha~ Itu yang namanya Hasbi kayaknya tokoh utamanya ya? Nama sinetron semua pula.

Entah, Kia hanya mau nulis ini aja.



Salam
Adnida Kia Rahid

Minggu, 03 Januari 2016

COUNT-DOWN

Hola minasan!

Tinggal beberapa jam lagi, Kia akan pergi ke sekolah, memulai semester baru. Yah, Kia NGGAK MERASA SENANG OR NGERASAIN UEFORIA BAKAL KETEMU TEMEN-TEMEN lagi. Cuih.

Jujur aja, Kia masih pengen liburan. Setelah semua kejadian menyakitkan yang Kia alami di sekolah, itu cukup menjadi alasan kenapa Kia masih butuh waktu untuk menjejakkan kaki lagi di sana. Di tempat Kia menimba ilmu hampir tiga tahun belakangan ini.

Sebentar lagi, Kia akan UN (do'akan semoga Kia lulus dengan nilai yang bagus, ya!), hanya itu motivasi Kia untuk datang ke sekolah. Well, Insya Allah seenggaknya sebentar lagi Kia akan lulus sekolah.

Entah, toh selama liburan ini Kia nggak kangen dengan siapa-siapa di sekolah. Kia hanya, yah, menghabiskan waktu dengan hal yang Kia sukai.

Kapan rasanya ya, terakhir kali Kia senang dengan 'COUNTDOWN BACK TO SCHOOL?'

Rasanya udah lama banget.

Kalau boleh jujur, bukan hanya Kia yang nggak suka dengan countdown ini. Masih banyak teman Kia dengan alasan sama yang tidak ingin kembali ke sekolah cepat-cepat.

Hahahaha~

Kia harap, awal kembali sekolah dan 2016 berjalan dengan baik.

Aamiin.

Salam
Adnida Kia Rahid
Time : 15.45 WITA, 15"15' before go to school