Cari Blog Ini

Jumat, 11 Maret 2016

Drama

Yeah, hola minasan!

Kembali lagi bersama saya, Adnida Kia Rahid, di blog Kia no Sekai dalam label CURHATAN. Hahahahaha~ 

Ah, entah kenapa saya pengen nulis blog dan menghidupkan lagi, padahal udah lama hiatus. FF juga belum disentuh sama sekali. Maklum, udah kelas 3 SMA, saya punya serangkaian ujian yang harus dilalui. Mana sekolah di Madrasah pula, capeknya dobel deh~ :'-(. Do'akan saya lulus tahun ini dengan nilai yang baik dan di terima di PTN serta jurusan pertama saya, ya.

Aamiin.

Oke, kembali ke judul kita, DRAMA.

Weitz, bukan berarti saya mau posting soal Drama Korea, Dorama Jepang or Drama Kehidupan Saya #dilempar.

Apa sih drama itu?



Drama merupakan genre (jenis) karya sastra yang menggambarkan kehidupan manusia dengan gerak. Drama menggambarkan realita kehidupan, watak, serta tingkah laku manusia melalui peran dan dialog yang dipentaskan. Kisah dan cerita dalam drama memuat konflik dan emosi yang secara khusus ditujukan untuk pementasan teater. Naskah drama dibuat sedemikian rupa sehingga nantinya dapat dipentaskan untuk dapat dinikmati oleh penonton. Drama memerlukan kualitas komunikasi, situasi dan aksi. Kualitas tersebut dapat dilihat dari bagaimana sebuah konflik atau masalah dapat disajikan secara utuh dan dalam pada sebuah pementasan drama.(https://id.wikipedia.org/wiki/Drama)


Yah, begitulah kira-kira. Karena ini adalah forum curhatan seorang Kia, maka saya akan memaparkan tentang drama sekolah yang sudah saya lalui semasa SMA ini.

Dalam kurun hampir 3 tahun saya menjalani masa SMA, kira-kira, ada enam kali saya menjalankan tugas drama dari sekolah. Drama mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Seni Budaya. Wajar sih ya.

Drama pertama, kelas X semester pertama. Ini dalah drama pelajaran Bahasa Indonesia. Kami harus menampilkan sebuah anekdot dalam bentuk drama singkat. Hari itu, saya berperan sebagai Raja -maksudnya Ratu- Neraka -_-". Yeah, so awkward. Dengan sendok sampak sebagai ganti sabit, atasan kerudung shalat sebagai ganti jubah, saya melakoni peran tersebut. Sementara teman saya yang lain berperan sebagai koruptor yang ditanyai oleh saya, pemeran Ratu Neraka.

Drama kedua, kelas X masih semester pertama, kali ini pelajaran Seni Budaya sebagai bagian dari ujian semester akhir. Di sini, saya berperan rangkap sebagai pemeran dan juga sabagai penyunting naskah. Peran saya di sini adalah ... preman insyaf sekolah.

Wanzir dah.

Sebagian baju dimasukin ke rok, pake topi miring warna merah, jepit MP3 di kerudung, lengan baju sekolah digulung sampe ke siku, jalan ngangkang layaknya cowok. Arrrrrghhh! Pengen banget saya headbang waktu itu. Mana ada dokumentasinya pula. Hahahaha~

Drama ketiga, kelas X semester kedua. Pelajaran Bahasa Indonesia, bagian drama sih. Lagi-lagi, saya dapat peran yang menyedihkan. Peran sebagai anak seorang mafia yang sangat hebat, namun sayangnya telmi, alias telat mikir. Adegan perkenalan aja, saja harus jatoh akibat tali sepatu sendiri. Lalu, saat harus menculik seseorang, saya malah pake nanya : "Bu, saya ini masih amatir, boleh nggak saya nyulik Ibu?" Adegan di mana partner saya harus nepok jidat karena kebego-an saya :'-(.

Manalagi, waktu disuruh ngasih makan (emang kucing) sandera yang sukses saya culik. Kutipan:

Me : "Bu, makan yah, kalo Ibu nggak makan, nanti Ibu sakit, bisa berabe saya."

Sandera : "Saya nggak lapar nak, nggak usah."

Me : "Yah, sedikit saja. Saya suapi, oke? Buka mulutnya kereta mau masuk Tut... Tuut"

Sandera : "Saya malu disuapi, saya makan sendiri saja."

Me : "Oh gitu, ya udah, biar saya BUKA DULU IKATAN TANGAN IBU"

Bego banget. :D :D :D XD XD XD. Kemudian partner saya datang, dan si Ibu itu nggak jadi kabur. Cerdas.

Drama keempat, kelas X semester kedua. Mata pelajarannya Akidah Akhlak. Kelompok saya menampilkan tema dari 'An-Naafi'. Peran saya adalah seorang anak yang hobi ngadu mulut dengan teman bangku saya yang nakal. Ujung-ujungnya, teman saya yang nakal itu sukses dengan saya yang menjadi sekertarisnya. Kok feel-nya agak ngenes ya?

Drama kelima, kelas XI semester pertama. Mata pelajaran kali ini Seni Budaya sebagain ujian akhir lagi. Kali ini, saya jadi sutradara yang harus mengomando seluruh kelas. Jujur aja, saya agak kecewa dengan hasil yang diraih. Kelas XI IPA 1 ada di urutan ke-3 terbaik setelah XI IPA 4 dan XI IPS 1. Meski yang saya katakan pada mereka semua "Aku bangga dengan kalian! Terima kasih atas kerjasamanya!"

Drama ini tentang emansipasi wanita dari Tanah Sulawesi. Yah, mengambil tema Kartini sih sebenarnya. Ohya, saya juga rangkap di sini, sebagai sutradara, membantu penyuntingan (70% kerja suntingan saya lhoooo), dan membuat buku dokumentasi drama XI IPA 1.

Capek? That's right!

Drama terakhir, kelas XII semester kedua. Mata pelajaran Seni Budaya sebagai ujian praktek akhir sekolah. Kembali saya menjadi seorang sutradara yang mengkoordinir 31 teman-teman saya (32 kalo tambah saya). Persiapan drama kali ini agak kurang kalo menurut saya. Soalnya, waktu kita mepet banget dengan UAS dan UAMBN. Jadi, kita hanya latihan beberapa kali dan langsung gladi.

Do'akan semoga drama terakhir kami sukses, ya! Ohya, kata guru kami, sutradara (saya) kelas XII IPA 1 lebih baik dari kelas lain karena lebih mengkoordinir teman-temannya. Alhamdulillah. Semoga kelas kami juga menjadi yang terbaik lagi.

Nah, kesimpulannya, dari enam kali drama, empat kali saya punya peran ngenes, dan dua kali saya menjadi seorang sutradara. Entah ya, kenapa saya harus dapat peran aneh bin ajaib begitu. Bukan hanya SMA, waktu SMP juga saya menjadi seorang siswi yang ling-lung dalam menafsirkan keadaan -_-".

Hahahaha~

Tapi, saya nggak menyesal. Saya cukup menikmatinya. Saya jadi tahu, bahwa bermain peran itu lumayan sulit, apalagi memerankan yang bukan diri kita. Dan jadi sutradara itu cukup menguras tenaga dan pikiran, harus pintar mengatur emosi agar tim tidak terpecah. Mungkin saat kuliah nanti, saya akan mengambil UKM drama jika ada. Do'akan ya!

Oke, cukup sampai sini saja. Kapan-kapan, saya akan menulis lagi. Untuk pembaca sekalian, mohon do'anya agar saya diberi kelancaran dalan ujian-ujian akhir saya dan bisa di terima di PTN dan jurusan pertama yang saya inginkan.

Aamiin.


Salam
Adnida Kia Rahid