Hola, minasan!
Kali ini, Kia mau posting puisi karya Kia, yang Kia buat waktu kelas 1-3 MTs dulu. Mau dicopas juga boleh, tapi, jangan lupa tulis pengarangnya, ya :3
Yosh! Happy reading!
Kali ini, Kia mau posting puisi karya Kia, yang Kia buat waktu kelas 1-3 MTs dulu. Mau dicopas juga boleh, tapi, jangan lupa tulis pengarangnya, ya :3
Yosh! Happy reading!
Menjadi
Kenangan
Cermin memantulkan pancaran wajahku
Dengan baju putih yang baru
Dengan rok berwarna abu-abu
Dengan lambang lokasi yang baru
Ahh, pantulan anak SMA itu aku
Kutinggalkan sudah masa MTs-ku
Kulepas sudah masa remajaku
Dan kini aku beranjak mencari siapa aku
Waktu itu aku memakai rok biru
Bersama temanku dari waktu kewaktu
Bersama kami menuntut ilmu
Dengan riang walau kenal pilu
Tapi itu sudah berlalu kawan
Kini kita harus berpisah kembali
Menuju jalan yang di telah tetapkan
Apakah mungkin kita bertemu kembali
Kawan, akankah kamu mengingatku
Akankah kamu mengenangku
Sebagai sahabatmu yang dahulu
Dimana bersama kita habiskan waktu
Kawan, ingatkah kenangan kita semua
Ketika duduk belajar di kelas bersama
Menyontek, menggosip, bercanda
Bahkan di marahi dan di hukum guru bersama
Ingat tidak ketika kita saling bermusuhan
Tidak bicara selama berbulan-bulan
Tapi bagaikan anak yang baru bisa makan
Entah bagaimana tiba-tiba berbaikan
Kita mengukir kisah indah di sini
Tiga tahun yang terasa abadi
Di libuk hati kita sendiri
Walau bagai seonggok album tua pribadi
Ah, masa kita terlalu mahal kawan
Tak ada uang yang bisa menggantikan
Tidak juga dengan intan ataupun berlian
Karena ini adalah kenangan
Madrasah ini menjadi saksi bisu
Dimana keringat dan air mata bertemu
Yang menjadi kenangan lalu
Ketika semangat muda saling berpacu
Luapan Hati
Hari ini adalah puncaknya
Dimana kami saling meluapkan perasaan
Saling memeluk, menangis dan tertawa
Karena satu kata yang terngiang: perpisahan
Ahh, ada satu nama yang terkenang lagi
Yakni guru terkasih yang mengajar kami
Menuntun kami dalam perjalanan ini
Perjalanan menjadi remaja sejati
Tiga tahun kami belajar
Dibimbing dengan penuh sabar
Walau seringnya kami membuat onar
Namun guru kami tetap tegar
Melayang kembali ingatan ini
Berapa banyak khilaf yang sudah terjadi
Selama kami ada disini
Duh, tak bisa dihitung dengan jari
Guru kami yang kami sayangi
Dihari terakhir kita bersama ini
Lepaslah kami dengan senyuman memesona
Lepaslah kami dengan lantunan do’a mulia
Guru kami yang kami sayangi
Kenanglah kami sebagai murid berprestasi
Kenanglah kami sebagai murid terbaik
Kenanglah kami sebagai murid membanggakan
Walau kadang terjadi kesalahpahaman
Ketika merasa disingkirkan
Merasa orang lain dijadikan anak emas guru
Merasa karya sendiri dianggap tidak bermutu
Mungkin saat itu pikiran kita berlainan
Bisa jadi saat itu ego yang dominan
Selalu ingin menjadi yang paling berkesan
Namanya juga labil belum berpengalaman
Tapi sudahlah, itu telah menjadi memori
Kini kami semua berdiri disini
Karena ketulusan do’a dan usaha dari hati
Yang menuntun kami dari jalan penuh duri
Guru kami yag berjiwa mulia
Tetesan keringat dan airmata
Akan kami ganti hari ini
Walau tidak sebanding sama sekali
Pandanglah kami semua disini
Siswa-siswi yang siap menjadi remaja sejati
Memakai rok dan celana berwana abu-abu
Melepas rok dan celana berwarna biru
Terima kasih guru-guru kami
Kini jalan menuju kedewasaan terbuka lagi
Kami akan menempuh sekuat hati
Agar menjadi kebanggaan nanti
Terima kasih guru-guru kami
Maafkan segala khilaf dan salah kami
Maafkan segala keonaran kami
Maafkan segala perbuatan lancang kami
Terima kasih guru-guru kami
Atas bekal selama tiga tahun ini
Tidak akan kami lupakan kenangan hati
Yang menjadi tapak sejarah madrasah ini
TERIMA KASIH
Puisi Untuk Ibu Madrasah
Termenungnya aku di sisi kasur
Tidak akan menghentikan takdir
Walau aku berusaha membunuh waktu
Namun apa dayaku?
Tiap hari adalah pisau tumpul yang harus diasah
Dengan batu ilmu dari madrasah
Walau lamanya membuat badan gelisah
Namun bersama Ibu, semangat tak terasa terbelah
Kala aku ingat senuyumu, suaramu, wajahmu
Berat rasanya hatiku untuk melepasmu
Pengabdianmu yang selama ini kutahu
Mengemban amanah bagi Madrasahku
Dirimu yang dulu bersama kami
Mengukir cerita abadi disini
Mungkin melegenda suatu saat nanti
Sebagai bintang penghargaan yang sakti
Ingin kulanjutkan tapak jejakmu
Menjahit nama yang terkenang abadi
Merenda segudang prestasi
Melipat sejuta ilmu dari madrasah terkasih
Selama Ibu disini, kami banyak menyusahkanmu
Melalui bait-bait puisi sederhana ini kami ingin
Ibu tahu
Betapa besarnya rasa sayang kami padamu
Dan akan selalu sama walau waktu berlalu
Dengan bait-bait puisi sederhana ini
Merupakan wakil permintaan maaf kami
Semoga Ibu sukses selalu
Karena doa kami akan tercurah padamu
Dimanapun berada, kapanpun waktunya
apapun halangannya, siapapun lawannya,
bagaimanapun susahnya, dan berapapun lamanya
Api Semangat
Hidup bagaikan jalan gelap gulita
Bagai terombang-ambing udara
Melesak bagai sofa tanpa alas dibawah
Tersesat di ruang dan waktu tanpa arah
Harapan yang bergolak hanya satu
Melihat setitik cahaya di jalan kelabu
Untuk menjadi pegangan diriku
Agar hidup tidak bagai benalu
Datang di Madrasah ini bagai lentera
Menyinari kelamnya jalan tanpa cahaya
Walau hanya sepercik api yang hangat
Namun dengan niat akan menjadi api semangat
Semua bermula dari yang kecil
Lama kelamaan akan menjadi besar
Begitu pula dengan hadirnya Bapak disini
Semoga membangkitkan api semangat lagi seperti
dulu
Harapan kami untuk kedepan hanya satu
Membawa madrasah ini agar maju
Sebab kami membutuhkan pemimpin baru
Untuk memicu semangat waktu
Selamat datang kepala madrasah baru
Yang membawa lentera api yang masih biru
Hati kami terselimuti perasaan haru
Untuk mengacu pada pendidikan bermutu
Bersama kita tumpuk kayu ilmu
Membuat api menjadi merah selalu
Tanda besarnya semangat untuk maju
Membawa madrasah ini menjadi nomor satu
Puisi
Perpisahan
Tiga tahun lamanya
Menimba ilmu yang berguna
Kelak digunakan masa depan
Untuk meraih cita dan harapan
Memberikan berbagai contoh pada kami
Untuk terus melatih diri
Agar bisa tegap berdiri
Dijalan yang penuh duri
Namun waktu kita bersama telah habis
Kami harus melepas walau tanpa tangis
Walau banyak kenangan manis
Namun tak jarang ada yang miris
Ingin kulanjutkan tapak jejakmu
Melipat segudang ilmu
Menjahit kenangan berarti
Merenda segudang prestasi
Selamat jalan kakak-kakak
Teruslah melaju kedepan
Agar kesuksesan ditangan kelak
Membawa melodi indah untuk kehidupan
Selamat jalan kakak-kakakku
Raihlah semua impian dan harapanmu
Jangan pernah lelah untuk berlari
Walau harus jatuh berkali-kali
Hehehehe~ Puisi-puisi itu, semuanya
pernah ditampilkan di acara sekolah. "Menjadi Kenangan" dan
"Luapan Hati" dibacakan waktu penamatan angkatan Kia dulu. "Api
Semangat" dipakai waktu menyambut Kepala Madrasah Baru. "Puisi Untuk
Ibu Madrasah" dibawakan waktu perpisahan dengan KepMad yang lama.
Sementara "Puisi Perpisahan" itu request kakak alumni untuk
perpisahan sekolahnya.
Yosh, semoga bermanfaat!
Salam
Adnida Kia Rahid